BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai
bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan
adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji
dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan.
Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan alat pembiakan secara seksual
(generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual (vegetatif).
Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu
tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae). Pada tumbuhan biji terbuka, biji tidak
tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada cemara,
pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi
oleh daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk.
Dalam tumbuhan berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal
ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan
tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta
tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak
diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu
bara : Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta.
Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang.
Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu
kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
B. Rumusan
Masalah
1)
Apa pengertian Gymnospermae?
2)
Bagaimana ciri-ciri
Gymnospermae?
3)
Bagaimana klasifikasi Gymnospermae?
4)
Dimana habitat Gymnospermae?
5)
Bagiamana identifikasi divisi
Gymnospermae?
6)
Bagaimana reproduksi
Gymnospermae?
7)
Apa Manfaat Gymnospermae?
C. Tujuan
Mengetahui
dan memahami lebih jauh tentang Gymnospermae dan
peranannya dalam kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian
Gymnospermae
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki
biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang
berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat
diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.tumbuhan berbiji terbuka merupakan
kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah
(ovarium). Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae =
tumbuhan yang menghasilkan biji. Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae atau
Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah
sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos)
langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung.
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae
melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti
morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap sebagai nenek moyang
dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai karakteristik yang merupakan
bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok ini
menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem
sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai
kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem
sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah
satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman
Devon, sudah menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang
bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di
jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya
system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai
struktur yang dianggap sebagai daun. Batangnya mempunyai stele yang bertipe
eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan tumbuhan berbiji yang
sekarang.
Mempunyai sistem akar tunggang dan batang
tegak lurus atau bercabang-cabang. Akar dan batang berkambium, sehingga selalu
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Strobilus atau kerucut mengandung
2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu makrosporangium
dan mikrosporangium yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu
dengan bantuan angin (anemogami). Serbuk sari langsung jatuh pada bakal
biji, dengan jarak waktu penyerbukan sampai pembuahannya relatif panjang.
Sel kelamin jantan umumnya berupa spermatozoid yang masih bergerak dengan
aktif.
- Ciri-Ciri
Gymnospermae
1. Gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
2. Bakal biji tidak terlindungi oleh daun
buah.
Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa
herba. Batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan
batang tersebut selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh
pengangkutan kolateral terbuka. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas
trakeid saja sedangkan floemnya tanpa sel-sel pengiring.
3. Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
4. Bentuk perakaran tunggang.
5. Daun sempit, tebal dan kaku.
6. Tulang daun tidak beraneka ragam.
7. Tidak memiliki bunga sejati.
8.
Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan
sel telur terdapat dalam strobilus betina.
9. Struktur perkembangbiakan yang khas adalah
biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung. Setiap biji mengandung
bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi
seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
10. Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel
telur atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada
tumbuhan berbiji.
11. Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh
yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air,
mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
12. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen
hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar
pembuatan makanan pada tumbuhan.
13. Gymnospermae memiliki batang yang tegak
lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang
bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya. Hal ini
sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada angiospermae yang
sistem pertulangannya beraneka ragam.
- Klasifikasi Gymnospermae
Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi
baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai sekarang, yaitu mencakup 3
divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan.
- Tumbuhan
Gymnospermae yang sudah punah
Tiga divisi yang sudah punah adalah:
1) Bennetophyta
2) Cordaitophyta
3) Pteridospermophyta, sudah punah namun
dianggap sebagai moyang Angiospermae.
- Tumbuhan
Gymnospermae yang masih ada sampai sekarang
Empat divisi Gymnospermae yang masih
bertahan adalah:
1.
Ginkgophyta
Anggota divisio ini yang masih ada adalah Ginkgo
biloba (Ginko). Ginkgo merupakan pohon besar, dapat mencapai ketinggian
lebih dari 30 meter. Daun lebar berbentuk seperti kipas, dengan belahan yang
berlekuk dalam. Tulang daun berbentuk menggarpu. Ginko merupakan tumbuhan
Gymnospermae yang meranggas, berumah dua, biji keras berwarna kekuningan,
berukuran sebesar kelereng, berbau tidak enak. Ginko digunakan sebagai bahan
obat-obatan dan kosmetik. Hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo
biloba
2.
Cycadophyta
Kelas ini hanya mempunyai 1 bangsa, yaitu
Cycadales dan 1 suku, yaitu Cycadaceae. Ciri yang khas untuk tumbuhan ini
adalah batang yang tidak bercabang, daun majemuk, seperti kulit, tersusun
sebagai tajuk di puncak batang yang memanjang.
Sporofil tersusun dalam
strobilus berumah dua (dalam satu strobilus terdapat 1 alat kelamin). Strobilus jantan
sangat besar, tersusun oleh sporofil-sporofil berbentuk sisik, dan banyak
mikrosporangium. Pada strobilus betina (megasporofil), sporofil berupa
sisik dengan 2 bakal biji. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji).
3.
Coniferophyta atau dapat disubut Pinophyta
Ciri utama anggota Coniferae adalah adanya
tajuk berbentuk kerucut (Coniferae berasal dari kata conus = ‘kerucut’ dan
ferein = ‘mendukung’). Anggotanya dapat berupa semak, perdu, atau pohon.
Daun-daunnya berbentuk jarum, sehingga sering disebut pohon jarum.
Tumbuhan ini berumah dua, tetapi ada juga yang berumah satu. Kelas
Coniferae terdiri dari beberapa ordo, antara lain Ordo Araucariales, Ordo
Podocarpales, Ordo Cupressales, dan Ordo Pinales. Ordo-ordo tersebut umumnya
disusun oleh satu suku. Contoh anggota Ordo Araucariales adalah Agathis
alba (Araucariaceae), contoh anggota Ordo Podocarpales
adalah Podocapus imbricata (Podocarpaceae), dan contoh
anggota Ordo Pinales adalah Pinus silvetris, Abies
nordmanniana, dan Pinus merkusii (Pinaceae).
Sedangkan Ordo Cupressales terdiri atas dua suku, yaitu Taxodiaceae
(contohnya Sequoia gigantea) dan Famili Cupressaceae
(contohnya Juniperus communis).
4.
Gnetophyta
Dengan anggota hanya 3 genus: Gnetum (melinjo
dan kerabatnya), Welwitschia, dan Ephendra.
Divisio ini memiliki strobilus jantan yang
tersusun majemuk, daun berhadapan atau melingkar, seluruh pembuluh terdapat
pada kayu sekunder dan tidak terdapat saluran resin. Contoh: Gnetum gnemon
(melinjo), daun muda, biji dan bunganya dapat disayur. Bijinya dibuat menjadi
emping,kulit kayunya digunakan sebagai bahan pembuatan benang atau kertas
- Habitat Gymnospermae
Gymnospermae hidup di mana-mana, hampir di
seluruh permukaan bumi ini. Mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub dan
dari daerah yang cukup air hingga daerah kering.
1) Ginkgophyta
Banyak ditemukan di negara Cina, khususnya
di daerah kecil di Zhejiang Cina dan di Mu Tian Shan. provinsi di Timur
2) Cycadophyta
Cycadophyta hidup di daerah tropis dan
subtropis.
3) Coniferophyta atau dapat disubut Pinophyta
Tumbuhan yang termasuk Coniferophyta hidup
tersebar di berbagai daerah, bahkan hampir di seluruh daerah di dunia.
Pohon pinus dan cemara banyak tumbuh di Eropa bagian pegunungan.
4) Gnetophyta
Banyak tumbuh di daerah tropis dan
subtropis.
- Identifikasi Gymnospermae
1. Ordo Cycadales, Divisi Cycadophyta
Ordo ini dicirikan dengan bentuk dan
susunan daun yang mirip dengan pohon palem. Batang tidak bercabang, akar
serabut, dan ujung daun mudanya menggulung seperti daun tumbuhan paku muda,
termasuk dalam tumbuhan berumah dua. Alat kelamin jantan dan alat kelamin
betina terdapat pada pohon yang berbeda. Pohon jantan mempunyai tongkol dengan
kotak-kotak berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk daun buah yang pipih
yang pada lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji.
Ordo ini beranggotakan sembilan genus yang
masih hidup sampai sekarang dan meliputi sekitar 100 spesies. Meskipun tumbuhan
ini tidak ditemukan dalam fosil diduga sudah muncul pada zaman trias sampai
kapur awal. Tanda-tanda khas golongan ini adalah batang tidak bercabang, daun
majemuk tersusun sebagai tajuk di pucak pohon. Cycadales baik ditemukan baik di
wilayah tropic maupun subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii
(pakis haji).
Adapun ciri – ciri umum dari ordo Cycadales
adalah :
- Berupa pohon,
seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak
bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
- Berumah dua,
artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman
betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda.
- Anggota ini
menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata
reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas
jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya.
Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik
untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan
berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau
yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa
waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga
yang berasal dari strobilus jantan. Sambil membawa mikrospora dari
strobilus jantan, serangga tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah
polinasi.
- Daun berbagi
menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.
- Mirip palma
berkayu berbentuk pohon atau semak.
- Strobilus
terminalis, uniseksualis, dioecious.
- Strobilus jantan mengandung
banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan mikrosporangia
pada permukaan bawah.
- Gamet jantan
(spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.
- Jumlah ovuli dua
atau lebih pada tiap megasporofil.
- Megasporofil mirip
bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan
kompak.
Gambar
strobilus betina Gambar strobilus jantan
Contoh: Zamia
furfuracea, Cycas revoluta dan Cycas rumphii (pakis haji)
(sumber: http://meynyeng.wordpress.com/2010/06/01gymnospermae/)
Ø Pakis Haji
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan
biji)
Divisio : Cycadophyta (sikas)
Kelas : Cycadopsida
Ordo : Cycadales
Familia : Cycadaceae
Genus : Cycas
Spesies : Cycas rumphii
(sumber: http://perpustakaancyber.blogspot.ca/2012/12/tumbuhan-berbiji-terbuka-gymnospermae-klasifikasi-pengertian.html)
Pakis haji berbentuk seperti kelapa sawit dan
sering digunakan untuk tanaman hias. Jenis ini dapat ditemukan di daerah tropis
dan subtropis. Pakis haji atau populer juga dengan nama sikas adalah sekelompok
tumbuhan berbiji terbuka yang tergabung dalam marga pakis haji atau Cycas dan
juga merupakan satu-satunya genus dalam suku Cycadaceae.
Pakis haji berhabitus mirip palem, namun
sebenarnya sangat jauh kekerabatannya. Kemiripan ini berasal dari susunan anak
daunnya yang tersusun berpasangan. Semua pakis haji berumah dua (dioecious)
sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari dihasilkan oleh
tumbuhan jantan darirunjung besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat betina
mirip daun dengan biji-biji tumbuh dari samping. Alat betina tumbuh dari
sela-sela ketiak daun. Walaupun ia disebut “pakis”, dan daun mudanya juga
mlungker pakis sejati, pakis haji sama sekali bukan anggota tumbuhan berspora
tersebut.
Akar beberapa jenis pakis haji dapat
diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria, Anabaena cycadeae , yang pada
gilirannya menguntungkan kedua pihak ( simbiosis mutualistis). Akar yang
terinfeksi akan membentuk semacam bintil-bintil yang berisi jasad renik
tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya,
karena mengandung pati.
2. Ordo Ginkgoales, Divisio Ginkgophyta
|
Klasifikasi Ginkgo biloba
Kingdom : Plantae
Divisio : Ginkgophyta
Class : Ginkgoopsida
Ordo : Ginkgoales
Family : Ginkgoaceae
Genus : Ginkgo
Spesies : Ginkgo biloba
Ciri khas tanaman ini adalah
- Mempunyai daun
yang berbentuk seperti kipas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan
tinggi batang mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang
berbentuk mirip daun paku kelompok suplir.
- Ketika musim
penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan
dijauhi oleh manusia. Habitus pohon tinggi lebih dari 1000 kaki, daun
berubah warna dan menggugurkan daunnya pada musim rontok.
- Tumbuhan berumah
dua (diesis)
- Gamet jantan
motil, penyerbukan di air.
- Daun muda
menggulung, melebar bentuk kipas, daun terbagi dua simetris karena lekukan
yang dalam, mengalami perkembangan.
- Strobilus jantan
berbentuk kerucut; strobilus betina dngan 2 ovuli yang berbeda
kematangannya; ovulum mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah
warna.
- Lembaga mempunyai
2 cotyledon.
Ø Manfaat dan kegunaan Ginkgo biloba :
Berfungsi sebagai antioksidan untuk menekan
radikal bebas, untuk meremajakan sel-sel otak yaitu dengan cara memulihkan
reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan serotonin.
Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran
darah.
Dapat memacu produksi molekul energi ATP
(adenosine triphosphate).
Peluang agribisnis tanaman ini adalah di
manfaatkan sebagai peneduh atau sebagai tanaman hias. Selain itu, tanaman ini
juga di percaya sebagai tanaman obat Bronkhitis dan asma sejak 5000 tahun lalu
di Cina.
3. Ordo Coniferales, Divisio Coniferophyta
Coniferales artinya tumbuhan pembawa
kerucut, karena alat reproduksi jantan atau betina berupa strobilus. Ada dua
strobilus, yaitu strobilus biji atau strobilus betina dan strobilus jantan
strobilus serbuk sari.
Seperti halnya tumbuhan gymnospermae yang
lain. Meskipun Coniferales banyak ditemukan pada zaman sekarang, sebenarnya
merupakan tumbuhan purba yang pernah hidup dominant pada zaman karbon atas (
345 juta tahun lalu). Anggota Coniferales merupakan tumbuhan `evergreen`
(selalu hijau ).
Adapun ciri umum ordo Coniferales adalah
- Tanaman berupa
pohon, daun berbentuk jarum, serta ada yang berumah satu dan berumah dua.
- Pohon pinus dan
cemara banyak hidup di Eropa bagian pegunungan. Di Eropa tanaman pinus dan
cemara disebut evergreen, artinya daunnya tetap hijau sepanjang masa.
Ordo Coniferales memiliki 4 famili, yaitu:
1) Familia Araucariaceae
Genus : Araucaria, Agathis
Ciri-ciri familia Araucariaceae:
·
Evergreen trees, mengandung resin.
·
Daun tersusun spiral atau 2 tingkat, kaku, serupa paku, linear atau
ovatus, sering meruncing.
·
Strobilus uniseksualis, terminalis atau aksilar.
Strobilus jantan dgn banyak mikrosporofil
masing-masing dengan 4-19 mikrosporangia. Strobilus betina mirip gada atau
bulat, dengan ovulum soliter dengan bagian memipih serupa sayap.
·
Kecambah dengan 2-4 cotyledon.
Contoh : Araucaria sp dan Agathis
alba
|
(sumber:
http://Forestryinformation.wordpres.com)
2) Familia Podocarpaceae
Ciri-ciri familia Podocarpaceae :
·
Terdapat di belahan bumi selatan.
·
Perdu atau pohon; daun tersusun spiral atau berseling, bentuk menyerupai
sisik, serupa jarum sampai lancealatus.
·
Strobilus uniseksualis, dioecious, aksilaris
Strobilus jantan berbentuk conus dengan
banyak mikrosporofil, dua mikrospangia pada tiap mikrosporofil. Strobilus
betina hanya memiliki satu sampai beberapa ovuli yang soliter, sering dengan
pembungkus sukulen epimatium (homolog dengan sisik pembawa ovuli) atau tertanam
dalam arilus bentuk cawan (Phyllocladus).
·
Mikropil pada Podocarpus menghadap ke bawah.
Contoh : Podocarpus imbricatus,
Podocarpus polystachyus
(sumber:
http://Forestryinformation.wordpres.com)
3) Familia Pinaceae
Ciri-ciri familia Pinaceae :
·
Pohon berkayu, strobilus bentuk conus.
·
Daun bentuk jarum & berkelompok atau serupa sisik, daun dan sisik
tersusun spiral, sisik dan braktea lepas.
·
Tiap sisik dengan dua (2) biji bersayap.
·
Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon; strobilus jantan lebih
kecil dari pada strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris.
·
Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan angin.
·
Serbuk sari dengan dua gelembung udara.
·
Cotyledon banyak.
|
Klasifikasi Pinus
Divisi : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Bangsa : Pinales
Suku : Pinaceae
Marga : Pinus
Jenis : Pinus merkusii
(sumber: http://Forestryinformation.wordpres.com)
4) Familia Cupressaceae
Genus : Cupressus
Ciri-ciri familia Cupressaceae :
·
Daun bentuk sisik dan tersusun berhadapan atau berseling, sisik dan
braktea bersatu.
·
Tiap braktea dengan sejumlah biji kecil tanpa sayap.
·
Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon, strobilus jantan berbentuk
kerucut, strobilus betina berbentuk bulat, terletak aksilaris.
·
Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan hewan.
·
Cotyledon banyak.
Contoh : Cupressus sp., Juniperus
communis, Thuja gigantean
Gambar Cupressus sp.
Contoh tumbuhan Coniferales : Agathis
alba (damar), Pinus merkusii (pinus), Cupressus sp., Araucaria
sp., Sequoia sp., Juniperus sp. dan Taxus sp.
Gambar tumbuhan Coniferales
(sumber: http://Forestryinformation.wordpres.com)
Ø Manfaat Coniferales:
Tumbuhan dari ordo ini banyak dimanfaatkan
oleh manusia. Misalnya, batang pinus digunakan untuk bahan industri kertas dan
korek api. Sedangkan damar digunakan untuk minyak terpentin dan obat – obatan.
Selain itu, cemara juga dapat digunakan sebagai tanaman hias.
4. Ordo Gnetales, Divisio Gnetophyta
Anggota kelompok ini berupa perdu, liana
(tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun berbentuk oval/lonjong dan duduk daun
berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip. Pada xilem terdapat trakea dan
floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak berbentuk kerucut.
Ordo ini dicirikan dengan
·
Batang pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan bercabang.
·
Akarnya tunggang.
·
Tulang daun menyirip, tipis dan melebar.
·
Berumah dua karena strobilus jantan dan betina terletak pada pohon yang
berbeda. Namun ada pula yang berumah satu, strobilus jantan dan betina
terdapat dalam 1 pohon.
·
Strobilus uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan
ber-buku-buku. Bunga jantan berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan
brakteola bersatu. Bunga betina berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga
memiliki tiga (3) lapisan pelindung. Biji dilindungi perianth yang berdaging. Memiliki
ovulum yang lebih tertutup, tetapi mikropilnya tetap terbuka.
·
Liana berkayu, beberapa tegak.
·
Percabangan bersendi dan menebal
·
Daun sederhana, berhadapan, menyirip
Contoh yang terkenal dari kelompok ini
adalah Gnetum gnemon (melinjo), yang daun dan bijinya dapat dimakan,
sedangkan kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, serat tali, dan
perabot rumah tangga. Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia untuk sayur
– sayuran dan emping.
|
Kerajaan : Plantae
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Nama Inggris : Spanish joint fir
Nama Indonesia : Melinjo
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada
tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap
tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari
ketinggian 0 – 1.200 m. Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit
luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya
tunggal berbentuk ovalbunga dan buah sejati karena bukan termasuk
tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang
terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.
Pohon berumah dua dan ada pula yang berumah
satu yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai 5—10 m. Daun
berhadapan, berbentuk jorong, urat daun sekunder saling bersambungan.
Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga
3—6 cm. Terdapat 5 – 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah seperti
buah kacang, berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak
warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan.
Satu biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu.
Melinjo ditemukan di seluruh kawasan Asia
Tenggara (meskipun merupakan tumbuhan asli dari Jawa dan Sumatra) dan tersebar
hingga mencapai sebelah utara Assam dan sebelah timur Fiji. Melinjo tumbuh liar
di hutan-hutan hujan pada ketinggian hingga 1200 m. Melinjo dapat ditemukan di
daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo
tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo
dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan
melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai
karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang
tinggi. Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan
danperkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di
pekaranganrumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara
langsung. Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar
matahari, lubang tanam berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 – 8 m.
Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai 100
tahun lebih dan setiap panen raya mampu menghasilkan melinjo sebanyak 80 – 100
kg. Bila tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian 25 m dari permukaan tanah.
Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif
(cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).
Ø Manfaat Gnetum gnemon :
Daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan
tua) biasa diolah menjadi sayur.
Bagian paling penting dari Melinjo adalah
biji. Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi
kerupuk (Emping). Emping merupakan panganan hasil industri rumah tangga dan
berperan penting bagi perekonomian masyarakat di Jawa.
Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki
perakaran kuat ini juga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis. Di
Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di
sepanjang Daerah Aliran Sungai Gobeh. Spesies ini telah direkomendasikan
sebagai tanaman penghijauan.
Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan
dan alat rumah tangga sederhana.
- Reproduksi
Gymnospermae
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut
konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil
terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan
makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil
dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih
bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang
mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap
sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina
terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk
lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan
satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang
arkegonium.
Pada Gymnospermae sering terjadi
poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus berkembang karena
adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai media
fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang
berkecambah.
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya
tidak mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung ke
mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk
antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu
spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya
tidak mampu bergerak bebas.
Gametofi jantan umumnya bersifat
haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun
dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium. Buluh serbuk
tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum
menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk
robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian
menuju ke arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut
maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada
fertilisasinya.
Proses Penyerbukan dan Pembuahan
Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan
berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan
angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara
penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada
gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan
inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae
disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel
telur.
Strobilus jantan Þ serbuk sari Þ jatuh pada
tetes penyerbukan (ujung putik) Þ buluh serbuk Þ membelah Þ inti tabung dan
inti spermatogen Þ inti spermatogen Þ membelah Þ dua inti sperma Þ membuahi sel
telur di dalam ruang arkegonium Þ zigot Þ lembaga di dalam biji Þ tumbuhan
baru.
siklus hidup pinus (gymnospermae)
- Manfaat Gymnospermae
Secara umum Gymnospermae bermanfaat bagi kehidupan manusia, di antaranya
sebagai berikut
1) Tanaman hias, misalnya cemara dan pakis
haji.
2) Bahan industri, cat, dan obat – obatan,
misalnya damar. Penghasil minyak cat (terpentin), misalnya pinus/tusam.
3) Bahan pembuat kertas dan korek api,
misalnya kayu pinus dan kayu tumbuhan melinjo
4) Sayur – mayur, misalnya melinjo.
5) Sumber makanan, misalnya melinjo.
6) Bahan untuk obat dan kosmetik, yaitu Ginkgo
biloba
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan “GYMNOSPERMAE”, dapat
diambil kesimpulan bahwa:
ü
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae
berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang
berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji
terbuka.
ü
Mempunyai
sistem akar tunggang dan batang tegak lurus atau bercabang-cabang. Akar dan
batang berkambium, sehingga selalu mengadakan pertumbuhan menebal
sekunder. Strobilus atau kerucut mengandung 2 daun buah (tempat menempel bakal
biji), yaitu makrosporangium dan mikrosporangium yang terpisah satu sama
lain. Penyerbukan hampir selalu dengan bantuan angin (anemogami). Serbuk
sari langsung jatuh pada bakal biji, dengan jarak waktu penyerbukan sampai
pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa
spermatozoid yang masih bergerak dengan aktif.
ü Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah
maupun yang masih ada sampai sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah
dan 4 divisi yang masih bertahan.
ü Tiga divisi yang sudah punah adalah: Bennetophyta, Cordaitophyta dan Pteridospermophyta.
ü Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah: Ginkgophyta, Cycadophyta, Coniferophyta dan Gnetophyta.
ü Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus.
Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau
membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang
tampak menempel pada strobilus betina.
ü Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu
dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan angin).
ü Manfaat gymnospermae: tanaman
hias, bahan
industri, sumber
makanan dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar