BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroskop
merupakan alat bantu utama yang diperlukan dalam melakukan pengamatan dan
penelitian karena dapat dipergunakan untuk mempelajari struktur dan
bentuk-bentuk benda yang sangat kecil. Mikroskop ada 2 macam yaitu, mikroskop
elektron dan mikroskop optik. (Anomymous, 2008).
Mikroteknik
atau teknik histologi merupakan ilmu atau seni mempersiapkan organ, jaringan
atau bagian jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah. Penelaahan umumnya
dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara terperinci
pada galibnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Ruang
lingkup yang mencakup materi mikroteknik dapat diperoleh dari sejumlah definisi
dan peristilahan yang bisa dipakai, hanya saja sebaiknya kita mencamkan dalam
pikiran kita bahwa suatu spesimen mikroteknik dapat merupakan sebagian atau
seluruhan dari struktur yang ditetapkan. Selain dilekapkan dengan kaca
preparat, spesimen tadi umumnya dilindungi dengan kaca penutup, yaitu sepotong
kaca yang sangat tipis ataupun plastik yang tembus pandang yang direkatkan
diatas spesimen tersebut (Gunarso, 1989).
Setiap
organisme hidup ataupun hasil pertumbuhannya merupakan suatu sumber yang
penting sebagai bahan mikoteknik. Bakteri serta berbagai jenis organisme
uniseluler lainnya dapat termasuk di dalamnya, karena mereka sangat sering
dijumpai erat hubungannya baik dengan jenis jaringan yang masih hidup maupun
yang telah mati.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk:
- mengetahui CARA MEMBUAT SEDIAAN
MIKROSKOPIK.
- Cara membuat preparat segar dan preparat setengah
permanen.
Bab 2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Mikroskop
Karena pancaindera manusia memiliki kemampuan yang terbatas, banyak masalah
mengenai organisme yang ingin dipecahkannya hanya dapat diperiksa dengan
menggunakan alat-alat. Adapun alat yang digunakan adalah mikroskop (Latin :
mickro = kecil, spocopium = penglihatan) yang memungkinkan seseorang untuk
dapat mengamati objek (Latin : objectum = sesuatu yang diketengahkan) dan
gerakan yang sangat halus sehingga tidak dapat dilihat oleh kekuatan mata
telanjang. Jadi pengertian dari mikroskop adalah alat bantu yang digunakan
seseorang untuk mengamati objek yang mempunyai gerakan yang sangat halus dan
tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. (Anonymous, 2008).
2.2 Pengertian Preparat
Obyek yang diletakkan pada meja benda yang akan diamati dengan menggunakan
lensa obyektif dan lensa okuler pada mikroskop dinamakan preparat. Pembuatan preparat dapat dilakukan dengan mengiris secara vertikal (tegak)
dan horisontal (mendatar). Melalui pengirisan dengan arah vertikal dan
horisontal akan diperoleh obyek dengan penampang melintang dan membujur.
2.4 Jenis Preparat
Preparat ada
beberapa macam diantaranya; preparat segar, preparat semi awetan dan preparat
awetan.
2.5 Jenis Bahan Preparat
Setiap
organisme hidup ataupun hasil pertumbuhannya merupakan suatu sumber yang
penting sebagai bahan mikoteknik. Bakteri serta berbagai jenis organisme
uniseluler lainnya dapat termasuk di dalamnya, karena mereka sangat sering
dijumpai erat hubungannya baik dengan jenis jaringan yang masih hidup maupun
yang telah mati.
Untuk
klasifikasi praktis, bahan yang berasal dari hewan atau tumbuh-tumbuhan dapat
dibedakan sebagai bahan yang lunak dan keras, normal atau yang bersifat
patologis. Suatu spesimen mungkin saja berisi campuran jaringan lunak dan
keras, sedang bagian daripadanya dapat normal dan bagian lain justru patologis
sifatnya seperti halnya tumor pada tulang. Pada umumnya suatu jaringan lunak
dapat diproses untuk pembuatan sayatan tanpa perlakuan khusus guna mengeluarkan
atau melunakkan bagian-bagian yang keras. Dari sekian banyak jaringan hewan,
maka kelanjar, tulang rawan yang tidak berkalsium, kulit, otot, saraf dan
saluran darah adalah contoh-contoh jaringan lunak. Sedangkan tulang gigi,
tulang rawan berkalsium, kitin dan berbagai struktur pada kulit seperti sisik,
tangkai bulu dan lempengan kapur termasuk jaringan keras.
Jaringan
tumbuhan berbeda dengan jaringan hewa dalam satu hal penting, yaitu bahwa
setiap sel tumbuhan terbungkus dalam membran yang cukup tangguh yang terutama
terdiri dari selulosa. Membran tersebut berasal dari sel, sedang membran
sitoplasma yag asli, yang sesuai dengan membran luar pada sel hewan, berada
sedikit di sebelah dalamnya (Gunarso, 1989).
Bab 3
METODE
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 7 April 2012, pukul 16.00 WIB.
Praktikum ini dilakukan di laboratorium FKIP BIOLOGI , Universitas 17 Agustus
1945, Banyuwangi.
3.2 Alat dan Bahan
1.
Mikroskop cahaya
2.
Kaca benda
3.
Kaca penutup
4.
silet
5.
Beakergelas piala
6.
Pipet kecil
7.
Lap katun/lap flanel
8.
Kuas kecil
9.
Aquades
10. Parafin/lilin
11. Gliserin
12. Gabus
(spesimen lain)
13. Jarum
3.3 Prosedur kerja
A. Membuat Preparat Segar
1.
Sediakan beker gelas, alat lain, dan bahan yang akan
diiris.
2.
Sediakan lilin/parafin cair dan gliserin.
3.
Buatlah irisan yang cukup tipis untuk dijadikan
preparat.
4.
Pilih irisan yang paling tipis,kemudian ambil dengan
jarum dan tempelkan di atas permukaan air pada permukaan kaca benda, kemudian
tutup dengan kaca penutup ( atur kaca penutup dengan 45o dengan kaca
benda ).
5.
Hisap kelebihan air dengan kertas hisap pada salah
satu sisi kaca penutup.
6.
Lakukan pengamatan di bawah mikroskop.
B. Membuat Preparat Setengah Permanen
1.
Dari sediaan segar yang dihasilkan,gantilah medium
cair dengan menggunakan pipet, teteskan gliserin pada satu sisi yang lain isap
dengan kertas hisap.
2.
Panaskan parafin/lilin dalam gelas piala di atas nyala
lampu spiritus.
3.
Olesi tepi kaca penutup dengan kuas kecil.
4.
Simpan dalam tempat sejuk.
Bab 4
HASIL DAN
PEMBAHASAAN
4.1 Analisa Prosedur
- Bawang merah
Pertama-tama mempersiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan , mula-mula menyayat kulit bawang tipis
–tipis dengan menggunakan silet, kemudian meletakan pada objek glass dan
menetesi dengan air, usahakan objek glass miring
kira-kira 45 derajat kemudian menutup bengan kaca penutup, kemudian mengamati dengan menggunakan microskop dengan perbesaran 400X
terus mengamati dan menggambar.
4.2 Analisa
hasil
Pada Umbi bawang merah terdapat :
a. Dinding Sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding
sel itu tipis, berlapis-lapis, dan pada tahap awalnya lentur. Lapisan dasar
yang terbentuk pada saat pembelahan sel terutama adalah pektin, zat yang
membuat agar-agar mengental. Lapisan inilah yang merekatkan sel-sel yang
berdekatan. Setelah pembelahan sel, tiap belahan baru membentuk dinding dalam
dari serat selulosa. Dinding ini terentang selama sel tumbuh serta menjadi
tebal dan kaku setelah tumbuhan dewasa. Pada dinding sel ada bagian yang tidak
menebal, yaitu bagian yang disebut noktah. Melalui noktah ini terjadi hubungan
antara antara sitoplasma satu dengan yang lain yang disebut plasmodesmata.
Plasmodesmata berupa juluran plasma, yang berfungsi menjadi pintu keluar
masuknya zat. Sebagian besar isi dari sel berupa air. Tekanan air atau isi sel
terhadap dinding sel disebut tekanan turgor. Dinding sel dan vakuola berperan
dalam turgiditas sel.
b. Membranplasma
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel
dan sitoplasma Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel
juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya
zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.
Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel. Komponen penyusun membran sel antara lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel. Komponen penyusun membran sel antara lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
c.
Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat di dalam
sel, kecuali di dalam inti dan organel sel. Khusus cairan yang terdapat di
dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Sitoplasma bersifat koloid, yaitu tidak
padat dan tidak cair. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air yang berfungsi
sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel.
Bab 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengelolaan lab mengenai Pembuataan
Sediaan Mikroskop dapat disimpulkan
bahwa:
1.
tumbuhan Allium cepa (bawang merah) mengandung banyak
sel yang di dalamnya terdapat inti sel dan bagian-bagian sel lainnya, yakni
dinding sel, membran plasma, dan sitoplasma. Semakin besar perbesaran yang di
gunakan pada mikroskop maka semakin besar pula sel-sel yang diperoleh, dan
semakin kecil perbesaran yang yang di gunakan maka semakin semakin kecil pula
sel-sel yang di hasilkan dari percobaan tersebut.
2.
Ada Tiga macam
sediaan:
a. Sediaan Segar yaitu sediaan yang
langsung dibuat saat penelitian dan hanya bisa di gunakan sekali percobaan
(tidak tahan lama).
b. Sediaan semi-awetan yaitu sediaan
yang telah diawetkan tetapi hanya tahan beberapa waktu saja dan dapat digunakan
untuk beberapa kali dalam percobaan.
c. Sediaan Awetan yaitu sediaan yang telah diawetkan dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama atau selama–lamanya (tahan lama) .
c. Sediaan Awetan yaitu sediaan yang telah diawetkan dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama atau selama–lamanya (tahan lama) .
5.2 SARAN
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil
yang maximal. Dalam proses pengamatan objek dengan menggunakan mikroskop pengaturan fokus sebaiknya
dilakukan dengan pelan-pelan.