Powered By Blogger

Selasa, 01 Mei 2012

membuat sediaan preparat segar


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Mikroskop merupakan alat bantu utama yang diperlukan dalam melakukan pengamatan dan penelitian karena dapat dipergunakan untuk mempelajari struktur dan bentuk-bentuk benda yang sangat kecil. Mikroskop ada 2 macam yaitu, mikroskop elektron dan mikroskop optik. (Anomymous, 2008).
Mikroteknik atau teknik histologi merupakan ilmu atau seni mempersiapkan organ, jaringan atau bagian jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah. Penelaahan umumnya dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara terperinci pada galibnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Ruang lingkup yang mencakup materi mikroteknik dapat diperoleh dari sejumlah definisi dan peristilahan yang bisa dipakai, hanya saja sebaiknya kita mencamkan dalam pikiran kita bahwa suatu spesimen mikroteknik dapat merupakan sebagian atau seluruhan dari struktur yang ditetapkan. Selain dilekapkan dengan kaca preparat, spesimen tadi umumnya dilindungi dengan kaca penutup, yaitu sepotong kaca yang sangat tipis ataupun plastik yang tembus pandang yang direkatkan diatas spesimen tersebut (Gunarso, 1989).
Setiap organisme hidup ataupun hasil pertumbuhannya merupakan suatu sumber yang penting sebagai bahan mikoteknik. Bakteri serta berbagai jenis organisme uniseluler lainnya dapat termasuk di dalamnya, karena mereka sangat sering dijumpai erat hubungannya baik dengan jenis jaringan yang masih hidup maupun yang telah mati.




1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk:
- mengetahui CARA MEMBUAT SEDIAAN MIKROSKOPIK.
- Cara membuat preparat segar dan preparat setengah permanen.
















Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mikroskop
Karena pancaindera manusia memiliki kemampuan yang terbatas, banyak masalah mengenai organisme yang ingin dipecahkannya hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat-alat. Adapun alat yang digunakan adalah mikroskop (Latin : mickro = kecil, spocopium = penglihatan) yang memungkinkan seseorang untuk dapat mengamati objek (Latin : objectum = sesuatu yang diketengahkan) dan gerakan yang sangat halus sehingga tidak dapat dilihat oleh kekuatan mata telanjang. Jadi pengertian dari mikroskop adalah alat bantu yang digunakan seseorang untuk mengamati objek yang mempunyai gerakan yang sangat halus dan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. (Anonymous, 2008).
2.2 Pengertian Preparat
Obyek yang diletakkan pada meja benda yang akan diamati dengan menggunakan lensa obyektif dan lensa okuler pada mikroskop dinamakan preparat. Pembuatan preparat dapat dilakukan dengan mengiris secara vertikal (tegak) dan horisontal (mendatar). Melalui pengirisan dengan arah vertikal dan horisontal akan diperoleh obyek dengan penampang melintang dan membujur.
2.4 Jenis Preparat
Preparat ada beberapa macam diantaranya; preparat segar, preparat semi awetan dan preparat awetan.
2.5 Jenis Bahan Preparat
Setiap organisme hidup ataupun hasil pertumbuhannya merupakan suatu sumber yang penting sebagai bahan mikoteknik. Bakteri serta berbagai jenis organisme uniseluler lainnya dapat termasuk di dalamnya, karena mereka sangat sering dijumpai erat hubungannya baik dengan jenis jaringan yang masih hidup maupun yang telah mati.
Untuk klasifikasi praktis, bahan yang berasal dari hewan atau tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan sebagai bahan yang lunak dan keras, normal atau yang bersifat patologis. Suatu spesimen mungkin saja berisi campuran jaringan lunak dan keras, sedang bagian daripadanya dapat normal dan bagian lain justru patologis sifatnya seperti halnya tumor pada tulang. Pada umumnya suatu jaringan lunak dapat diproses untuk pembuatan sayatan tanpa perlakuan khusus guna mengeluarkan atau melunakkan bagian-bagian yang keras. Dari sekian banyak jaringan hewan, maka kelanjar, tulang rawan yang tidak berkalsium, kulit, otot, saraf dan saluran darah adalah contoh-contoh jaringan lunak. Sedangkan tulang gigi, tulang rawan berkalsium, kitin dan berbagai struktur pada kulit seperti sisik, tangkai bulu dan lempengan kapur termasuk jaringan keras.
Jaringan tumbuhan berbeda dengan jaringan hewa dalam satu hal penting, yaitu bahwa setiap sel tumbuhan terbungkus dalam membran yang cukup tangguh yang terutama terdiri dari selulosa. Membran tersebut berasal dari sel, sedang membran sitoplasma yag asli, yang sesuai dengan membran luar pada sel hewan, berada sedikit di sebelah dalamnya (Gunarso, 1989).










Bab 3
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 7 April 2012, pukul 16.00 WIB. Praktikum ini dilakukan di laboratorium FKIP BIOLOGI , Universitas 17 Agustus 1945, Banyuwangi.
3.2 Alat dan Bahan
1.      Mikroskop cahaya
2.      Kaca benda
3.      Kaca penutup
4.      silet
5.      Beakergelas piala
6.      Pipet kecil
7.      Lap katun/lap flanel
8.      Kuas kecil
9.      Aquades
10.  Parafin/lilin
11.  Gliserin
12.  Gabus (spesimen lain)
13.  Jarum
3.3 Prosedur kerja
A. Membuat Preparat Segar
1.      Sediakan beker gelas, alat lain, dan bahan yang akan diiris.
2.      Sediakan lilin/parafin cair dan gliserin.
3.      Buatlah irisan yang cukup tipis untuk dijadikan preparat.
4.      Pilih irisan yang paling tipis,kemudian ambil dengan jarum dan tempelkan di atas permukaan air pada permukaan kaca benda, kemudian tutup dengan kaca penutup ( atur kaca penutup dengan 45o dengan kaca benda ).
5.      Hisap kelebihan air dengan kertas hisap pada salah satu sisi kaca penutup.
6.      Lakukan pengamatan di bawah mikroskop.

B. Membuat Preparat Setengah Permanen
1.      Dari sediaan segar yang dihasilkan,gantilah medium cair dengan menggunakan pipet, teteskan gliserin pada satu sisi yang lain isap dengan kertas hisap.
2.      Panaskan parafin/lilin dalam gelas piala di atas nyala lampu spiritus.
3.      Olesi tepi kaca penutup dengan kuas kecil.
4.      Simpan dalam tempat sejuk.













Bab 4
HASIL DAN PEMBAHASAAN
4.1 Analisa Prosedur
  •  Bawang merah
Pertama-tama mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan , mula-mula menyayat kulit bawang tipis –tipis dengan menggunakan silet, kemudian meletakan pada objek glass dan menetesi dengan air, usahakan objek glass miring kira-kira 45 derajat kemudian menutup bengan kaca penutup, kemudian mengamati dengan menggunakan microskop dengan perbesaran 400X terus mengamati dan menggambar.
4.2  Analisa hasil
Pada Umbi bawang merah terdapat :
a.       Dinding Sel    
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel itu tipis, berlapis-lapis, dan pada tahap awalnya lentur. Lapisan dasar yang terbentuk pada saat pembelahan sel terutama adalah pektin, zat yang membuat agar-agar mengental. Lapisan inilah yang merekatkan sel-sel yang berdekatan. Setelah pembelahan sel, tiap belahan baru membentuk dinding dalam dari serat selulosa. Dinding ini terentang selama sel tumbuh serta menjadi tebal dan kaku setelah tumbuhan dewasa. Pada dinding sel ada bagian yang tidak menebal, yaitu bagian yang disebut noktah. Melalui noktah ini terjadi hubungan antara antara sitoplasma satu dengan yang lain yang disebut plasmodesmata. Plasmodesmata berupa juluran plasma, yang berfungsi menjadi pintu keluar masuknya zat. Sebagian besar isi dari sel berupa air. Tekanan air atau isi sel terhadap dinding sel disebut tekanan turgor. Dinding sel dan vakuola berperan dalam turgiditas sel.
b.      Membranplasma
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.
Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel. Komponen penyusun membran sel antara lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
c.       Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, kecuali di dalam inti dan organel sel. Khusus cairan yang terdapat di dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Sitoplasma bersifat koloid, yaitu tidak padat dan tidak cair. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air yang berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel.

















Bab 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengelolaan lab mengenai Pembuataan Sediaan Mikroskop  dapat disimpulkan bahwa:
1.      tumbuhan Allium cepa (bawang merah) mengandung banyak sel yang di dalamnya terdapat inti sel dan bagian-bagian sel lainnya, yakni dinding sel, membran plasma, dan sitoplasma. Semakin besar perbesaran yang di gunakan pada mikroskop maka semakin besar pula sel-sel yang diperoleh, dan semakin kecil perbesaran yang yang di gunakan maka semakin semakin kecil pula sel-sel yang di hasilkan dari percobaan tersebut.
2.      Ada Tiga macam sediaan:
a. Sediaan Segar yaitu sediaan yang langsung dibuat saat penelitian dan hanya bisa di gunakan sekali percobaan (tidak tahan lama).
b. Sediaan semi-awetan yaitu sediaan yang telah diawetkan tetapi hanya tahan beberapa waktu saja dan dapat digunakan untuk beberapa kali dalam percobaan.
c. Sediaan Awetan yaitu sediaan yang telah diawetkan dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama atau selama–lamanya (tahan lama) .
5.2 SARAN
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maximal. Dalam proses pengamatan objek dengan menggunakan mikroskop pengaturan fokus sebaiknya dilakukan dengan pelan-pelan.